Leptospirosis

oleh
oleh

Leptospirosis

Leptospirosis adalah penyakit disebabkan bakteri Leptospira. Bakteri ini dapat menyebar melalui urine atau darah hewan terinfeksi dari beberapa hewan.

banner 120x600

Gejala leptospirosis mirip dengan gejala penyakit flu, tetapi lebih berat serta disertai bengkak di kaki dan tangan, kulit menjadi kuning. Jika tidak diobati dengan tepat, leptospirosis dapat menyebabkan kerusakan organ dalam bahkan mengancam nyawa.

Penyebab Leptospirosis dari bakteri Leptospira interrogans hidup selama beberapa tahun di beberapa ginjal hewan dapat menyebarkan bakteri Leptospira antara lain:
Anjing, Babi, Kuda, Sapi dan Tikus

Bakteri Leptospira sewaktu-waktu dapat keluar bersama urine sehingga mengontaminasi air dan tanah. Di air dan tanah, bakteri ini dapat bertahan selama beberapa bulan atau tahun.

Penularan bakteri Leptospira ke manusia terjadi akibat hal-hal berikut:
1. Kontak langsung antara kulit dengan urine hewan pembawa bakteri
2. Kontak antara kulit dengan air dan tanah telah terkontaminasi urine hewan pembawa bakteri
3. Konsumsi makanan atau minuman sudah terkontaminasi urine hewan pembawa bakteri
4. Bakteri Leptospira dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka terbuka, baik luka kecil seperti luka lecet, maupun luka besar seperti luka robek.
5. Bakteri ini masuk melalui mata, hidung, mulut dan saluran pencernaan.
6. Leptospirosis bisa menular antar manusia melalui ASI atau hubungan seksual, tetapi kasus ini sangat jarang terjadi.

Faktor risiko Leptospirosis banyak ditemui di negara tropis dan subtropis, seperti Indonesia. Iklim panas dan lembap mampu membuat bakteri Leptospira bertahan hidup lebih lama.

Leptospirosis lebih sering terjadi dengan orang kondisi berikut:
A. Menghabiskan sebagian besar waktunya di luar ruangan, seperti pekerja tambang, petani, atau nelayan.
B. Sering berinteraksi dengan hewan, seperti peternak, dokter hewan, atau pemilik hewan peliharaan.
C. Memiliki pekerjaan terkait dengan saluran pembuangan atau selokan.
D. Tinggal di daerah rawan banjir
E. Sering melakukan olahraga atau rekreasi air di alam bebas

Pada beberapa kasus, gejala leptospirosis tidak muncul sama sekali. Namun kebanyakan penderita gejala penyakit bisa muncul 1–2 minggu setelah terpapar bakteri Leptospira.

Gejala leptospirosis sangat bervariasi di setiap penderita dan awalnya sering kali dianggap sebagai gejala penyakit lain, seperti flu atau demam berdarah.

Tanda dan gejala awal muncul bagi penderita leptospirosis antara lain:
– Demam tinggi dan menggigil
– Sakit kepala
– Mual, muntah dan tidak nafsu makan
– Mata merah
– Nyeri otot, terutama pada betis dan punggung bawah
– Sakit perut selanjutnya Diare
– Bintik-bintik merah di kulit yang tidak hilang saat ditekan

Keluhan di atas biasanya pulih dalam waktu 1 minggu. Namun, pada sebagian kasus, penderita dapat mengalami penyakit leptospirosis tahap dua yang disebut dengan penyakit Weil. Penyakit ini terjadi akibat peradangan yang disebabkan oleh infeksi.

Penyakit Weil dapat berkembang 1–3 hari setelah gejala leptospirosis muncul. Timbul bervariasi keluhan, tergantung pada organ terinfeksi. Gejala dan tanda pada penyakit Weil antara lain:
– Demam
– Penyakit kuning
– Sulit buang air kecil
– Bengkak di tangan dan kaki
– Perdarahan, seperti mimisan atau batuk berdarah
– Nyeri dada kemudian Sesak napas
– Jantung berdebar-debar
– Lemas dan keringat dingin
– Sakit kepala dan leher kaku

Periksakan diri ke dokter jika mengalami gejala yang disebutkan di atas. Gejala leptospirosis terkadang mirip dengan gejala penyakit infeksi lain sehingga perlu dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui penyebab pastinya sebelum terjadi komplikasi.

Segera ke IGD rumah sakit terdekat jika Anda mengalami gejala-gejala leptospirosis lebih parah, seperti:
– Penyakit kuning
– Sulit buang air kecil
– Tangan dan kaki bengkak
– Nyeri dada
– Sesak napas
– Batuk berdarah

Jika Anda terdiagnosis menderita leptospirosis, lakukan kontrol secara rutin selama pengobatan. Tujuannya adalah agar dokter dapat memantau perkembangan kondisi penyakit dan keberhasilan terapi yang diberikan.

Narasumber
dr. Daru Mustikoaji
Kepala Dinas Kesehatan Kab. Pacitan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.