Semarak Launching Go Green Di Pacitan Jawa – Timur.

oleh
oleh

PACITAN, – Sumber utama emisi metana di Tempat Pembuangan Sampah. Penghasil Emisi Utama yaitu Energi, industri, transportasi, termasuk bangunan dan tata guna lahan. Melepaskan karbon dioksida yaitu pembukaan lahan (penggundulan hutan) .

Desember 2015 lalu, Presiden hadiri Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim dunia disebut UNFCCC COP21 Paris. Hasilkan komitmen Indonesia nurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) tahun 2030 sebesar 29% upaya sendiri, hingga 41% bantuan dan kerjasama Internasional. Komitmen itu di ukur dari proyeksi Business as Usual (BAU).

banner 120x600

COP21 di Paris adopsi Kesepakatan Paris (Paris Agreement) bertujuan menjaga kenaikan suhu rata-rata tidak mencapai 2oC di atas suhu sebelum masa Revolusi Industri dan upayakan hingga tidak lebih dari 1,5oC.

Menyambut upaya Presiden di Paris, Sebagai petugas pejabat teknis, Bambang Hendroyono Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Ketua Umum DPP Himpunan Alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University (DPP HAE IPB), ngajak semua pihak berperan aktif pelestarian lingkungan hidup. Acara Launching Kuningan Go Green dan Deklarasi Pelestarian Pohon Kesemek, Rangkaian acara Festival Ciremai 2024 di Lapangan Desa Cisantana, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan.

Dirinya amanatkan 5 poin sebagai upaya menjaga keberlanjutan alam dan ekosistemnya di tengah tantangan perubahan iklim global.

“Kelima poin diantaranya, menjaga kebersihan atmosfer udara dari pencemaran, menjaga kwalitas dan keberadaan sumber-sumber mata air menunjang kebutuhan hidup manusia. Kemudian, manusia harus menjaga kondisi perairan laut dan ekosistem pesisir di dalamnya”

“Keempat adalah lahan, jangan sampai terjadi kerusakan lahan dari hulu sampai hilir. Lalu, terakhir, kita juga harus menjaga kelestarian keanekaragaman hayati.” kata Bambang mengutip Siaran Pers (SP) Nomor:114/HUMAS/PPIP/HMS.3/6/2024.

Dunia saat ini sedang hadapi Triple Planetary Crisis (perubahan iklim, polusi, dan ancaman kehilangan keanekaragaman hayati) harus disikapi semua pihak.

Tujuh kelompok utama, yaitu 1) aspek legal, 2) aksi mitigasi, 3) aksi adaptasi, 4) dukungan aksi terhadap upaya implementasi, 5) pelaporan dan transparansi, 6) peran non state actors dan 7) lobi global

“Sangat perlu mendapat perhatian, kalau ini tidak dikelola dengan baik sangat berbahaya, karena menyangkut kesehatan apalagi kita diminta hasil konferensi paris (Paris agreement) di 2015 untuk Business as Usual (BAU) itu kerja berat lho.”

” Kalau kita tidak kerjasama pemerintah dan masyarakat hal ini mustahil akan tercapai tapi kalau kita sinergitas antar pemerintah badan usaha masyarakat akan tercapai. Jadi harapan kami masyarakat, marilah semakin kolaborasi, semakin sinergitas dan terutama sadar lingkungan. saya rasa itu.” jelas Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jatim Jempin Marbun,S.H.,M.H (11/6/24)

Uniknya kegiatan di Kab.Pacitan panitia membagikan hadiah dan doorprize bagi kelompok peserta berhasil terbanyak kumpulkan sampah unorganik.

Sementara itu Gerakan Bersih Pesisir pungut sampah di sepanjang pantai Pancer Dorr. Dibuka Bupati Pacitan dan hadirkan Ribuan Massa Gelar Aksi Bersih Pesisir Dalam Rangka Hari Lingkungan Hidup Sedunia.(Wijaya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.