Setiap 1 Juni, seluruh rakyat Indonesia peringati Hari Lahirnya Pancasila, dasar negara Indonesia.
“Malam itu aku menggali, menggali dalam ingatanku. Menggali dalam ciptaku, menggali dalam hayalku”
Apa yang terpendam dalam bumi Indonesia ini. Agar supaya hasil penggalian itu dapat dipakainya sebagai dasar Indonesia Merdeka yang akan datang”. Arsip Negara Pidato Bung Karno, Presiden Pertama Negara Republik Indonesia
Soekarno, pertama kali mencetuskan Pidatonya 1 Juni 1945 istilah Pancasila. Bung Karno sebut Pancasila memiliki dua sisi yaitu meja statis (tatakan/tumpuan/dasar/alas) atau sebagai pemersatu berbagai keragaman dan makna Leitstar Dinamis sendiri bintang penuntun. Bintang penuntun ada dua arti, yaitu Pertama, sebagai bangsa. Bangsa Indonesia penuntun pemimpin membawa dunia adil, makmur dan beradab.
Kedua, sebagai negara wujudkan masyarakat Indonesia Merdeka, Bersatu, Berdaulat, Adil Dan Makmur.
Jadi “Bintang Penuntun” (Leitstar Dinamis) adalah Bung Karno telah memulai sebagai Revolusi Indonesia mewujudkan cita cita jadi mercusuar dunia dan contoh wujudkan masyarakat merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Contoh beberapa peristiwa nyata tentang Leitstar Dinamis telah dibuktikan Ir. Soekarno antara lain :
Pertama, Konferensi Tingkat Tinggi Asia – Afrika saat selenggarakan TT Asia Afrika (KAA) Pertemuan ini berlangsung 18-24 April 1955, di Gedung Merdeka Bandung, Indonesia. Bertujuan promosikan, kerjasama ekonomi dan kebudayaan antar negara Asia-Afrika.
Kedua, Wujudkan Konsepsi Politik Luar Negeri Soekarno 1963-1967, Ganefo bentuk sikap politik luar negeri ubah peranan Indonesia dalam dunia.
Bung Karno sebagai pemimpin negara baru berkembang. Ganefo salah satu sejarah bangsa Indonesia melawan imperialisme barat di bidang olahraga. Ganefo buntut konflik Komite Olimpiade Internasional (IOC) dengan Indonesia.
Masih banyak peristiwa lainnya dari tahun ke tahun dan akhirnya satu coretan tinta sejarah hentikan langkah Bung Karno.
“Sudah terbukti, bahwa Pancasila yang saya gali dan saya persembahkan kepada rakyat Indonesia, bahwa Pancasila itu adalah suatu dasar yang dinamis, satu dasar yang benar benar menghimpun segenap tenaga rakyat Indonesia, satu dasar yang benar benar menyatukan untuk bukan saja mencetuskan revolusi tetapi juga mengakhiri revolusi ini dengan hasil yang baik.
Maka Aku sebenar utusan wakil dari Revolusi Indonesia. Revolusi Indonesia ini bukan Revolusi Soekarno tetapi Revolusi Indonesia dari Sabang sampai Merauke….!!!”. pungkas Ir. Soekarno Presiden Pertama Negara Republik Indonesia.
Pidato cuplikan Bung Karno mengenang hari lahirnya Pancasila di Sidang BPUPKI, 1 Juni 1945.
Acara peringatan hari kelahiran Pancasila di pendopo Kabupaten Pacitan dihadiri seluruh forkompinda dan para undangan lainya merupakan penghormatan kepada pendahulu. Jangan Sekali -kali Meninggalkan Sejarah (Jasmerah)
Sangat disayangkan, kalau di Pacitan masih ada Stalaktit (tetesan) kapitalisme antar awak media sehingga terjadi “Exploitation de long par long” atau penjajahan manusia atas manusia”
Opini /Wijaya